Kualitas transportasi daerah tak memadai

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai kualitas sarana prasarana transportasi di wilayah pedesaan masih kurang memadai. Hal tersebut mengakibatkan terhambatnya investasi di daerah dan mendongkrak harga komoditas setempat.

Koordinator Forum Transportasi Pedesaan MTI Arif Wismadi menjelaskan, 121.000 kilometer (51,1%) jalan kabupaten yang melayani pedesaan masih rusak, sementara sisanya sudah baik.

“Infrastruktur pedesaan kurang diprioritaskan,” jelas dia dalam MTI Outlook 2008, hari ini.

Kurangnya prioritas selama ini, seiring dengan rendahnya return of investment akibat sedikitnya jumlah pengguna. “Pendekatannya masih bagaimana menutup biaya,” kata dia.

Menurut Arif, pemerintah pusat sudah merintis pengembangan dan penerapan metode surplus produsen yang memperhitungkan manfaat transportasi bagi sektor produksi dan valuasi aksesibilitas pada prioritas pembangunan jalan di wilayah pedesaan. Namun belum terlaksana di daerah, kata dia.

Arif menegaskan kelemahan infrastruktur pedesaan menimbulkan dampak negatif perekonomian. Hasil produksi daerah menjadi mahal karena pola pendistribusian yang tidak lancar.

Sekretaris Jenderal MTI Danang Parikesit menambahkan kontribusi transportasi atas harga komoditas pertanian mencapai 20 persen. Namun sayangnya transportasi daerah yang sebagian besar menjadi sarana pengangkutan komoditas pertanian kurang diperhatikan.

Kurangnya perhatian itu terlihat dari rendahnya alokasi pendanaan. Menurut Danang, pemeliharaan jalan daerah secara nasional sekitar Rp4 triliun. Pemerintah daerah juga hanya mengalokasikan rata-rata 3%-5% anggaraanya, di mana idealnya harus 17 kali dari angka tersebut.

Sumber: Bisnis Indonesia, 22 Januari 2008 [ link ]

Tags: , ,